Berita Seputar Artis & Entertainment

6 Fakta Konten Hilangnya Rendang 200 Kg Willie Salim dalam Palembang

6 Fakta Konten Hilangnya Rendang 200 Kg Willie Salim di Palembang

artis-indonesia.net – JAKARTA – Nama Willie Salim mendadak jadi sorotan pasca konten memasaknya yang digunakan melibatkan 200 kilogram rendang pada Palembang berujung pada kontroversi besar. Ia pun sekarang harus menghadapi hujatan publik.

Tak semata-mata itu, beberapa orang pejabat area di tempat Palembang juga memberikan teguran keras terhadap Willie Salim , hingga kreator konten yang tersebut selama ini dikenal lewat aksi sosial dan juga bagi-bagi makanan itu dilaporkan ke polisi.

Semua bermula dari kegiatan memasak rendang dalam kawasan Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang. Willie pun mengklaim daging sebanyak 200 kg itu hilang ketika dirinya tinggal. Konten ini seketika tersebar luas di area media sosial lalu menuai sorotan.

Berikut sederet fakta konten hilangnya rendang 200 kg Willie Salim yang mana menghebohkan dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (25/3/2025).

6 Fakta Konten Hilangnya Rendang 200 Kg Willie Salim di dalam Palembang

1. Rendang 200 Kg Raib ketika Belum Matang

Pada 18 Maret 2025, Willie mengadakan kegiatan memasak rendang 200 kg daging sapi untuk dibagikan sebagai takjil. Namun, ketika ia meninggalkan lokasi sejenak ke toilet, rendang yang dimaksud masih di proses memasak itu dilaporkan telah habis diambil oleh warga yang mana datang. Tidak ada pembagian resmi, tidak ada ada dokumentasi akhir, rendang yang disebutkan lenyap begitu saja.

2. Gubernur Sumatera Selatan Berang

Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru, menyatakan bahwa insiden ini merusak citra kuliner Palembang. Ia menuding aksi Willie sebagai sesuatu yang mana tak sensitif kemudian berpotensi menyebabkan kesan negatif, seolah-olah warga Palembang bertindak sembarangan. Menurutnya, Sumsel terlalu terhormat untuk dipermalukan lewat konten ramai semacam ini.

3. Wali Pusat Kota Palembang Ikut Buka Suara

Wali Daerah Perkotaan Palembang Harnojoyo, mengimbau para kreator konten agar lebih tinggi bertanggung jawab dan juga memperhatikan etika ketika melibatkan publik luas. Ia berharap kejadian seperti ini tidaklah terulang, akibat dapat mengakibatkan kesalahpahaman juga mencoreng nama kota.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *