artis-indonesia.net – JAKARTA – Los Angeles memasuki minggu kedua kebakaran hutan, perasaan khawatir yang mengalami perkembangan melawan dampak kemampuan fisik dari asap yang mana dihasilkan menjadi semakin mengemuka. Dampaknya tiada terlihat pada kualitas udara saja, juga memunculkan ancaman yang mana lebih lanjut berbahaya bagi penduduk.
“Semua asap itu buruk,” kata Rory Hadden, orang profesor ilmu kebakaran dalam Universitas Edinburgh, Inggris untuk Newsweek.
“Setiap kali Anda mengawasi asap dari kebakaran, itu berarti ada beberapa hal yang sangat buruk di tempat dalamnya,” ujar beliau lagi.
Petugas pemadam kebakaran mengamati tetesan air dalam kebakaran Palisades dalam Mandeville Canyon, Los Angeles, di dalam mana ada asap beracun dari rumah yang mana terbakar, yang tersebut dapat menyebabkan risiko kondisi tubuh tambahan.
Mengapa Asap di area Los Angeles Sangat Berbahaya?
Asap dari pembakaran vegetasi memang sebenarnya sudah ada berbahaya, tetapi kebakaran pada Los Angeles menghasilkan kembali racun tambahan pada waktu bangunan, kendaraan dan juga unsur sintetis lainnya terbakar. Plastik, khususnya, merupakan kesulitan yang signifikan dari kebakaran ini.
“Alasan mengapa bau plastik terbakar begitu khas adalah dikarenakan sebagian besar plastik, pada waktu kita menggunakannya, tak belaka terdiri dari karbon lalu hidrogen di molekul plastik—ada hal lain di area dalamnya,” kata Hadden.
Beberapa zat berbahaya yang digunakan mungkin saja ada pada asap adalah penghambat api, hidrogen klorida, senyawa bromin, lalu hidrogen sianida—zat kimia yang dimaksud sangat beracun serta dapat menyebabkan sesak napas di dosis yang tersebut cukup tinggi.
Asbes lama, yang dimaksud masih ditemukan di tempat gedung-gedung tua, juga dapat berkontribusi terhadap campuran racun, menurut Mesothelioma Center, sebuah organisasi advokasi pasien.
“Jumlah kontaminasi asbes di tempat seluruh area tidaklah terukur,” kata presiden serta salah satu pendiri Asbestos Disease Awareness Organization Linda Reinstein terhadap pusat tersebut.
Dijelasakannya, alat seperti Ukuran Mutu Atmosfer (AQI) kemungkinan besar tidaklah memperhitungkan semua zat beracun yang tersebut dilepaskan selama kebakaran perkotaan, yang mana dapat bervariasi tergantung pada materi apa yang tersebut terbakar.