artis-indonesia.net – Jakarta – Kritik tajam terhadap kebijakan perekonomian lalu sosial pemerintah Indonesia semakin vokal disuarakan berbagai kalangan, termasuk selebritas. Melalui media sosial, dua komika, Ernest Prakasa dan Abdur Arsyad bergabung melontarkan tanggapan mereka.
Keduanya menyampaikan rasa frustrasi terhadap pemerintah yang dianggap bukan memadai di mengatasi kesulitan sosial serta ekonomi. Mereka menyoroti ketidakselarasan antara kenaikan pajak serta penurunan kesejahteraan masyarakat, juga masalah-masalah sosial seperti korupsi juga biaya hidup yang mana terus meningkat.
Ernest Prakasa Kritik Kenaikan Pajak kemudian Penurunan Kelas Menengah
Sutradara sekaligus komika Ernest Prakasa menyoroti ketidakpuasannya terhadap kebijakan kegiatan ekonomi pemerintah Indonesia. Ia mengunggah cuitan pada Selasa, 3 September 2024 di tempat akun X pribadinya. Cuitan itu ia ungkapkan untuk mengomentari sebuah artikel berita tentang jumlah agregat kelas menengah Indonesia menyusut hampir 9,5 jt orang. Ernest kemudian menyoroti penurunan tajam pada daya beli dan juga kesejahteraan sektor ekonomi kelas menengah di dalam berada dalam kebijakan pajak yang digunakan semakin membebani.
Ernest menulis, “Pajak naik, subsidi dipangkas. Biaya hidup meninggi, tabungan menipis, tapi uang masuk ke kas negara untuk pesta para koruptor terus membesar.” Ia juga menyindir Presiden Joko Widodo dengan menulis, “Wake up, people. King Mul did this to us. (Bangun, rakyat. Raja Mul melakukan ini pada kita)”. Mul pada konteks yang disebutkan merujuk pada nama lahir Presiden Jokowi, yaitu Mulyono.
Penurunan populasi kelas menengah merupakan isu kritis yang tersebut menjadi sorotan sejumlah pihak. Informasi Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, populasi kelas menengah yang tersebut awalnya mencapai 57,33 jt pada 2019 saat ini turun menjadi 47,85 jt pada 2024. Dalam cuitan tersebut, Ernest mengoreksi kebijakan perekonomian yang tak memihak rakyat lalu tak sebanding dengan peningkatan pajak juga kegagalan pemerintah di memperbaiki infrastruktur rakyat dan juga menghindari korupsi.
Cuitan yang disebutkan juga menyiratkan bahwa kebijakan ekonomi yang dimaksud diterapkan cuma menguntungkan kelompok tertentu serta bukan merata. Belakangan, sutradara film Imperfect itu vokal mengomentari kebijakan lalu dinamika perpolitikan era Jokowi, kendati sebelumnya ia merupakan pendukung Jokowi selama dua periode.
Abdur Rasyad Soroti Ketimpangan Kebijakan lalu Permasalahan Sosial
Pada hari yang digunakan sama, komika Abdur Arsyad juga mengekspresikan ketidakpuasannya terhadap kebijakan era Jokowi. Ia menyindir pihak-pihak pada rezim yang dimaksud yang tersebut hanya sekali fokus pada kepentingan sendiri. Pria kelahiran 1988 itu menyoroti ketidakadilan di pembangunan yang digunakan cuma menguntungkan sebagian pihak, sementara penduduk menghadapi permasalahan lembaga pendidikan yang tersebut semakin mahal, pelanggaran hukum, serta maraknya korupsi.
Melalui akun X pribadinya menulis, “Jalan dalam kampungmu jadi bagus, lalu kau jadi penyambung lidah rezim. Koar-koar tentang pembagian merata pembangunan. Sementara, kuliah jadi mahal, undang-undang dimainkan, korupsi membabi buta, tanah rakyat dirampas. Keras teriak NKRI Harga Mati, tapi pola pikirmu kedaerahan. VOC bangga padamu.”
Kritik yang digunakan disampaikan Ernest juga Abdur Arsyad ini mencerminkan ketidakpuasan yang digunakan meluas pada kalangan masyarakat terhadap pemerintahan ketika ini. Mereka menyuarakan perasaan khawatir yang digunakan lebih tinggi luas di area penduduk mengenai arah kebijakan perekonomian juga urusan politik di area masa depan.
X