Berita Seputar Artis & Entertainment

Kronologi Penangkapan Anak Machica Mochtar pada waktu Demo Tolak RUU Pemilihan Kepala Daerah di dalam DPR

Kronologi Penangkapan Anak Machica Mochtar pada waktu Demo Tolak RUU Pemilihan Kepala Daerah di tempat di DPR

artis-indonesia.net – JAKARTA Machica Mochtar mengungkap kronologi penangkapan anaknya, Iqbal Ramadhan ketika melakukan aksi demonstrasi menolak Revisi Undang-Undang (RUU) pemilihan gubernur 2024 di dalam depan Gedung DPR, Senayan, Ibukota Indonesia pada Kamis, 22 Agustus 2024.

Iqbal, dikatakan Machica sempat berpamitan untuk mengikuti aksi demo tersebut. Bahkan ia melarang ibunya untuk mengambil bagian turun ke jalan oleh sebab itu khawatir akan keselamatannya.

“Kemarin (Iqbal Ramadhan) bilang, ‘Bunda besok jangan kemana-mana’. ‘Kenapa?’. ‘Besok sibuk ada demo, kalau bisa saja bunda jangan kemana-mana’,” kata Machica pada Ibukota pada Hari Jumat (23/8/2024).

“Saya bilang, ‘Saya mau terlibat ah, mau lihat demo’. Dia nggak ngasih izin. ‘Nggak usah bunda ini demonya keras’ katanya. Ya udah saya akhirnya nggak ikut. Saya juga pengin pergi datang ke sana, nggak di area kasih identik Iqbal,” sambungnya.

Setelah demo berlangsung, penyanyi 54 tahun itu mendapat kabar buruk dari kerabat dekatnya mengenai penangkapan Iqbal. Ia kemudian mencoba menghubungi ponsel putranya, namun bukan berhasil oleh sebab itu ponsel yang disebutkan telah tak aktif.

“(Dapat kabar penangkapan Iqbal Ramadhan) dari tantenya kemudian saya lihat berita,” jelasnya.

“Nggak ada yang dimaksud kasih tahu Iqbal dalam mana. Cuma bilang Iqbal kena hidungnya patah. Jadi, kemungkinan dioperasi dulu kali, diobatin kan,” tambahnya.

Hingga Hari Jumat (23/8/2024) siang, pemilik nama asli Aisyah Mochtar ini masih belum mendapatkan informasi pasti tentang keberadaan lalu kondisi anaknya, meskipun ia mendengar kabar bahwa Iqbal mengalami patah tulang hidung.

Machica semakin khawatir lalu memohonkan pihak berwenang untuk segera memberikan kabar tentang nasib putranya. Di mana ia menegaskan bahwa Iqbal bukanlah pribadi penjahat, melainkan aktivis yang mana belaka ingin membela rakyat kecil.

“Saya khawatirnya kalau aktivis ketangkep dapat dipukul-pukul, dihajar-hajar. Ini adalah yang digunakan saya imbau jangan sampai terjadi seperti itu terhadap anak saya. Anak saya tidak penjahat,” ujarnya.

“Sekarang saya mengantisipasi kabar dari temannya. Kalau ke Polda saya tidak ada ngerti. Teman-temannya masih nyari si Iqbal ada pada mana,” pungkasnya.

Exit mobile version