artis-indonesia.net – INGGRIS – Berlian Koh-i-Noor , salah satu berlian terbesar kemudian paling terkenal di tempat dunia, mempunyai sejarah yang mana panjang serta penuh kontroversi. Terletak di area tengah-tengah mahkota Ratu Elizabeth II , berlian ini menjadi simbol kekayaan juga kekuasaan sekaligus menjadi pusat perdebatan sengit tentang kolonialisme lalu kepemilikan budaya.
Asal-usul pasti Berlian Koh-i-Noor bukan dapat dipastikan dengan pasti. Berbagai legenda kemudian mitos sudah pernah tumbuh selama berabad-abad. Beberapa sumber mengklaim bahwa berlian ini berasal dari India, sementara yang tersebut lain mengklaim berasal dari Persia atau Afghanistan.
Dilansir dari NBC News, Hari Jumat (23/8/2023), legenda kuno kerap mengaitkan berlian ini dengan kutukan. Di mana siapa pun yang dimaksud memilikinya akan mengalami nasib buruk. Namun, cerita-cerita ini lebih besar bersifat mitos daripada fakta sejarah.
Foto/NBC News
Sejarah Berlian Koh-i-Noor
Berlian Koh-i-Noor sudah pernah berpindah tangan beberapa kali melalui penaklukan, peperangan, serta perkawinan politik. Berlian ini pernah dimiliki oleh berbagai penguasa India, Mughal, Persia, serta Afghanistan.
Puncak kontroversi terjadi ketika berlian ini jatuh ke tangan Kerajaan Inggris. Berlian ini diperoleh oleh Inggris pada abad ke-19 melalui rangkaian kejadian yang tersebut melibatkan penaklukan serta aneksasi wilayah-wilayah di tempat India.
Beberapa pihak berpendapat bahwa pembelian ini dilaksanakan secara tidaklah sah serta merupakan bentuk penjarahan kolonial.
Klaim Kepemilikan juga Perdebatan Berlian Koh-i-Noor
Sejak kemerdekaan India, Pakistan, kemudian negara-negara lain dalam kawasan tersebut, muncul tuntutan untuk memulihkan Berlian Koh-i-Noor. Negara-negara ini berargumen bahwa berlian yang disebutkan adalah bagian tak terpisahkan dari warisan budaya mereka dan juga seharusnya dikembalikan ke negara asal.
Pemerintah Inggris sudah pernah menolak semua tuntutan yang disebutkan dengan alasan bahwa berlian yang disebutkan diperoleh secara sah melalui perjanjian dengan penguasa India terakhir. Namun, argumen ini terus disangsikan mengingat konteks sejarah kolonial pada pada waktu itu.