artis-indonesia.net – Jakarta – Sejak slogan Peringatan Darurat meramaikan media sosial, banyak musisi yang tersebut turut menampilkan simbol yang dimaksud di penampilan panggung mereka. Namun, pemakaian visual ini mulai dilarang di area sebagian acara musik dengan alasan untuk menjaga netralitas politik.
Visual dengan Burung Garuda berlatarkan biru itu menjadi simbol penolakan terhadap kebijakan yang digunakan dianggap tiada demokratis, khususnya usai DPR mengabaikan putusan MK terkait persyaratan pencalonan Pemilihan Kepala Daerah 2024. Namun, kebebasan berkarya merek ternyata menghadapi tantangan serius, beberapa orang musisi bahkan melaporkan ancaman ketika vokal terkait situasi kebijakan pemerintah pada waktu ini.
Bantuan Perlindungan Hukum untuk Seniman
Menanggapi situasi ini, Amar Law Firm membantu aksi yang dimaksud dengan meluncurkan inisiatif ‘Perlindungan Seniman untuk Demokrasi’. Dilansir dari unggahan di area X pada Senin, 26 Agustus 2024, kegiatan yang dimaksud memberikan bantuan hukum pro-bono atau secara cuma-cuma untuk seniman yang menghadapi ancaman atau permasalahan hukum akibat dukungan mereka terhadap pergerakan pro-demokrasi.
“Kami mengamati ada yang mana resah bagaimana pemeliharaan hukum untuk seniman yang dimaksud terlibat di menyuarakan #kawalputusanMK kemudian demokrasi. Sementara aksi-aksi akan masih berlaniut lantaran banyak persoalan demokrasi yang digunakan harus diselesaikan,” tulis akun tersebut.
Mereka juga menggarisbawahi pentingnya pengamanan hukum terhadap seniman yang mana terancam oleh berbagai bentuk intimidasi, seperti perundungan digital, doxing, dan juga kriminalisasi melalui pasal-pasal seperti pencemaran nama baik.
Program yang dimaksud juga mencakup berbagai layanan, termasuk konsultasi hukum, pembuatan opini hukum tertulis, somasi, pendampingan mediasi, pelaporan terhadap instansi terkait, dan juga pendampingan di proses penyidikan, penuntutan, dan juga persidangan. Layanan ini berlaku khususnya dalam wilayah Jabodetabek, dengan rujukan terhadap pengacara terdekat untuk area lainnya.
Solidaritas dari Komunitas Seni
Tak hanya sekali proteksi hukum, komunitas Koalisi Seni juga menunjukkan solidaritas melalui penggalangan dukungan untuk pemeliharaan hak-hak seniman. Mereka meluncurkan situs kebebasanberkesenian.id, yang dimaksud menyediakan sistem bagi seniman untuk melaporkan intimidasi yang tersebut merekan alami.
“Kami ada untuk melindungi kebebasan berkarya serta bersuara. Kebebasan berkesenian adalah hak kita sebagai warga negara yang mana harus diperjuangkan,” tulis Koalisi Seni di dalam Instagram.
Situs yang disebutkan bertujuan untuk mencatatkan data pelanggaran terhadap kebebasan berkesenian, yang diharapkan dapat meningkatkan kekuatan advokasi untuk hak asasi manusia juga kebebasan berekspresi. Penanganan aduan akan dijalankan oleh lembaga yang mana direkomendasikan, dengan data yang mana dikumpulkan diharapkan dapat merumuskan kebijakan yang digunakan lebih lanjut menggalang kebebasan berkesenian.
Hindia Usul Menggunakan Bendera
Di berada dalam ketegangan ini, musisi Baskara Putra, atau dikenal dengan Hindia turut mengusulkan solusi kreatif. Melalui akun X pada 25 Agustus 2024, ia menuliskan, “Sesuai dugaan, mulai muncul bbrp kabar pelarangan visual ‘berbau politik’ dr berbagai sumber, maka kami siapkan versi file untuk cetak bendera (hires, bisa jadi ukuran besar).”
Pelantun ‘Kami Belum Tentu’ itu juga menambahkan bahwa bendera, yang dimaksud dapat dicetak pada ukuran besar, lebih lanjut sulit untuk diganggu, khususnya jikalau dipasang oleh anggota band sendiri lalu bukanlah pasukan produksi ketika pertunjukan berlangsung.
“Saran pribadi: pasang oleh member sendiri, bukanlah pasukan produksi ketika changeover/persiapan panggung. Tunggu lagu pertama. Jauh terpencil terpencil lebih besar susah diganggu ketika pertunjukan sudah ada dimulai, setidaknya tapa yang digunakan mengintervensi harus berhadapan dengan penonton,” tulisnya menambahkan.
Adapun materi visual untuk bendera dapat didownload melalui didownload di tempat darurat.vngnc.xyz yang tersebut juga merupakan bantuan dari seniman visual bernama Izzy atau @vngnc dalam X. Ia turut mendukung usulan Hindia tersebut. “Untuk segala keperluan visual panggung, publikasi, media, dan juga lain sebagainya: Pelajaran visual ‘PERINGATAN DARURAT RI-00′ di kualitas 4K, loopable, public domain,” tulisnya.
Gerakan ‘Peringatan Darurat’ muncul sebagai respons terhadap langkah DPR yang tersebut mengabaikan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai ketentuan pencalonan pemilihan kepala daerah 2024. Setelah langkah DPR serta KPU yang menyepakati revisi PKPU Nomor 8 Tahun 2024 pada 25 Agustus 2024, unggahan kemudian pemanfaatan visual Peringatan Darurat justru semakin banyak diadopsi oleh musisi di dalam panggung mereka.
Antara lain ada Kunto Aji bergabung yang tersebut menyuarakan Peringatan Darurat pada konser tur ‘Perjalanan Menawar Racun’, Gigi pada konser peringatan keras 30 tahunnya, BAALE pada waktu manggung untuk Latihan PestaPora, dan juga beberapa musisi di dalam panggung Lalala Feat seperti Isyana Sarasvati, Reality Club, Danilla, lalu Eva Celia. Selain itu ada Juicy Luicy, Pamungkas, Coldiac, Feel Koplo hingga Fiersa Besari. Pengenalan ini sebelumnya digaungkan oleh ajakan Hindia untuk mengambil bagian menyuarakan demokrasi melalui panggung musik.
X | INSTAGRAM
Pilihan Darurat: Musisi Angkat Bicara Usai Dilarang Pasang Visual Peringatan Darurat pada waktu Manggung