artis-indonesia.net – Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan memberikan catatan kritis terhadap PSSI terkait keberadaan pemain naturalisasi di area Timnas Indonesia. Dia mendesak agar mayoritas pemain asli Indonesia harus dimainkan jika dibandingkan naturalisasi pada waktu kelompok Skuad Garuda berlaga.
Permintaan itu disampaikan Putra pada waktu rapat kerja (raker) Komisi X DPR RI sama-sama Menteri Pemuda lalu Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo dan juga Sekjen PSSI Yunus Nusi, dalam ruang rapat Komisi X DPR RI Kompleks Parlemen Senayan, Ibukota Indonesia Pusat, Mulai Pekan (3/6/2024).
Putra Nababan berkata, Komisi X DPR RI mempertimbangkan permasalahan urusan politik lalu kepercayaan masyarakat bila bicara pemain naturalisasi. Untuk itu, ia memohonkan mayoritas pemain asli Indonesia bisa jadi diturunkan pada waktu laga timnas berbeda dengan pemain naturalisasi.
“Ya tadi kan mayoritas anggota DPR memohonkan hal itu. Saya mengajukan permohonan kalau sanggup 60 persen dari mereka itu yang tersebut bermain itu kalau dapat pemain nasional. Ya jangan melulu pada lapangan 60 persen pemain naturalisasi, jangan di area balik melawan kemenangan serta sebagainya, itu di area balik,” kata Putra.
Apalagi, kata Putra, tak semua pemain naturalisasi diturunkan ketika timnas berlaga. Berdasarkan catatannya, kata Putra, ada tujuh pemain naturalisasi yang digunakan tidak ada dimainkan Timnas Indonesia sejak 2010. Ia pun meminta, pemain asli Indonesia dapat diturunkan pada waktu timnas berlaga.
“Jadi ini yang mana bu pimpinan beri kesempatan ke saya, oleh-oleh ke pemerintah kemudian PSSI beberapa catatan kritis, supaya ada ekspetasi, ada rasa optimisme dari anak-anak Indonesia,” kata Putra.
“Saya tak katakan bahwa yang mana naturalisasi tak Indonesia oleh sebab itu merekan sudah ada Indonesia. Tetapi dari anak-anak yang tersebut lahir besar, ingin harumkan bangsa kita itu, mereka punya kesempatan kemudian betul-betul disupport oleh organisasi keolahragaan di dalam Indonesia,” tandasnya.
Merespon itu, Menpora Dito Ariotedjo menjelaskan bahwa naturalisasi pemain keturunan Indonesia merupakan strategi jangka pendek. Ia berkata ada perbedaan proses naturalisasi 2010 dengan ketika ini
“Ketika itu (2010) naturalisasi cuma untuk klub, lalu pada waktu ini untuk kepentingan timnas. Saat ini juga pemain yang tersebut dinaturalisasi merupakan pemain yang digunakan wajib miliki darah Indonesia,” kata Dito.
Dito mengapresiasi bagi pemain yang tersebut bersedia pindah status kewarganegaraan Indonesia. Ia mengatakan, pihaknya sama-sama PSSI juga terus menjalankan strategi jangka menengah kemudian panjang.
“Kita dari Kemenpora sama-sama PSSI juga tak diam untuk jangka menengah lalu panjang pada mana pada waktu ini acara dari segi perlombaan itu masif dikakukan bahkan dari U-10. Dan penguatan SDM kepelatihan juga banyak kami lakukan, bekerja sejenis dengan fakuktas universitas negeri maupun swasta keolahragaan. Dan saya rasa juga dalam PSSI juga fokus penguatan liga,” kata Dito.